Topik 2 Perspektif sosio-kultural
Sumber
: richardvanhooijdonk.com
1. Mulai
dari diri : Apa yang Anda pikirkan tentang topik ini sebelum memulai
proses pembelajaran?
Faktor sosial mempengaruhi norma-norma sosial yang membentuk
pendidikan dan pembelajaran, menentukan nilai-nilai yang penting dalam
masyarakat, berperan dalam memahami kebutuhan siswa, budaya dan latar belakang
siswa. Sedangkan pada faktor budaya berpengaruh pada kurikulum, bahasa dan
metode pembelajaran. Memahami nilai dan tradisi budaya dapat membantu
menyatukan pembelajaran dengan konteks budaya di sekitar. Pada faktor ekonomi
ketersediaan dana sangat mempengaruhi fasilitas, sumber daya, kualitas
pendidikan, akses pendidikan yang berkualitas tergantung pada sumber ekonomi.
Sedangkan pada faktor politik kebijakan pemerintah mempengaruhi sistem perencanaan
pendidikan, kepemimpinan politik berpengaruh pada prioritas pendidikan,
kebebasan akademik dan hak-hak yang diperoleh peserta didik bergantung pada
sistem kepemimpinan politik.
Pada teori vygotsky tentang perkembangan kognitif, dimana ia
berpendapat bahwa lingkungan sosial dan budaya memiliki peran penting dalam
perkembangan seseorang. Pendidikan multikulturalisme diperlukan dalam bentuk
tata kehidupan masyarakat yang damai dan harmonis. Strategi yang digunakan
dalam pendekatan sosiokultural termasuk penggunaan bahasa ibu, penggunaan
konteks sosial dan budaya dalam materi pembelajaran dapat menciptakan
tercapainya tujuan pembelajaran dengan baik.
Sebagai seorang pendidik untuk mendapatkan informasi dan
mempelajari faktor-faktor tersebut dengan beradaptasi dengan lingkungan
sekitar, beradaptasi dengan sumber daya, beradaptasi dengan peserta didik,
seorang pendidik dapat melakukan observasi lingkungan sekolah, mengadakan
wawancara dengan peserta didik, orang tua atau masyarakat. Guru dapat bekerjasama
dengan pihak lain atau warga sekolah guna mendapatkan wawasan mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi siswa kemudian pendidik dapat melakukan
pendekatan personal dengan perseta didik saat pembelajaran berlangsung.
2. Eksplorasi
konsep : Apa yang Anda pelajari dari konsep yang Anda pelajari dalam topik
ini?
Aktivitas sosial dan interaksi orang dewasa-anak membentuk dasar
sosialisasi kognitif. Sejauh mana aktivitas sehari-hari berbeda menurut status
sosioekonomi (SES), dan sejauh mana mereka dipekerjakan secara berbeda, menjadi
topik yang diperdebatkan ketika hasil yang berbeda dalam kompetensi sosial dan
akademik dihubungkan. Sosialisasi menghasilkan sikap, nilai, dan keterampilan
kognitif dan linguistik yang digunakan anak-anak saat mereka tumbuh dan pada
akhirnya menjadi sarana atau alat untuk perkembangan. Anak mengembangkan
kompetensi melalui berbagai pola interaksi orang dewasa-anak dan interaksi
sosial lainnya. Seringkali apa yang dianggap penting dan berharga untuk
sosialisasi bervariasi antar komunitas. Hanya beberapa literatur tentang
interaksi orang dewasa-anak yang membahas elemen pengaturan aktivitas yang
berbeda SES - misalnya, struktur keluarga, skrip, nilai, dan tuntutan tugas -
yang secara historis tertanam. Topik ini berfokus pada analisis budaya-historis
dari penelitian yang menghubungkan SES dengan variasi dalam interaksi orang
dewasa-anak.
Meskipun ruang lingkup topik membatasi sejauh mana topik ini dapat
dieksplorasi, sampel penelitian diperiksa dan dirangkum dalam struktur yang
disediakan oleh Cultural-Historical Activity Theory (CHAT), bersama dengan
contoh penelitian interaksi orang dewasa-anak dilihat dari perspektif CHAT.
CHAT dicirikan oleh perkembangan dan analisis sosial tindakan manusia yang
umumnya dimediasi oleh alat budaya yang berbeda. Untuk memahami perbedaan dalam
perkembangan individu, variasi yang terakhir harus dipertimbangkan di seluruh
pengaturan aktivitas, serta cara seseorang merespons dalam hal nilai, harapan,
dan praktik bersama. Kerangka kerja CHAT sangat penting karena dalam memahami
hubungan apa pun, seperti hubungan SES dan pengembangan, analisis historis dan
dinamis diperlukan tidak hanya dari individu, tetapi juga pengaturan aktivitas
di mana individu berinteraksi
3. Ruang
kolaborasi : Apa yang Anda pelajari lebih lanjut bersama dengan
rekan-rekan Anda dalam ruang kolaborasi?
Pada diskusi kelompok saya mempelajari studi kasus tentang perspektif
sosiokultural dalam penerapan pendidikan di Indonesia bersama rekan-rekan saya.
Setelah mendiskusikan tentang studi kasus tersebut dapat saya pahami bahwa factor
social, budaya, ekonomi, dan politik memiliki keterkaitan dengan pendidikan di Indonesia.
Yang mana jika seseorang berada pada tingkat ekonomi yang rendah tentunya hal
ini akan sangat mempengaruhi tingkat pendidikan seseorang. Orang dengan ekonomi
yang rendah bisa saja tidak menjalankan pendidikan dengan baik, karena mereka
mungkin dituntut untuk bisa sekolah sambil bekerja terutama pada orang yang
memiliki lingkungan keluarga yang kurang baik. Orang yang tinggal dilingkungan
yang kurang baik, bisa saja tidak tertarik lagi untuk melanjutkan pendidikan
karena kuatnya pengaruh dalam lingkungan budaya mereka.
4. Demonstrasi kontekstual : Apa hal
penting yang Anda pelajari dari proses demonstrasi kontekstual yang Anda jalani
bersama kelompok (bisa tentang materi, rekan, dan diri sendiri)
Selama berdiskusi kelompok saya mempelajari banyak hal, mulai dari
pentingnya kerjasama antar rekan untuk menyelesaikan tugas kelompok, dan pentingnya
interaksi antar rekan dalam kelompok. Dari materi yang saya bahas dnegan rekan
saya, dapat saya pahami bahwa factor social, ekonomi, budaya dan politik bisa
mempengaruhi pendidikan seseorang
5.
Elaborasi pemahaman : Sejauh ini, apa yang sudah Anda pahami tentang topik
ini? Apa hal baru yang Anda pahami atau yang berubah dari pemahaman di
awal sebelum pembelajaran dimulai ? Apa yang ingin Anda pelajari lebih lanjut?
Hal terpenting
dalam pembahasan ini ialah upaya yang dikembangkan untuk dapat mengetahui dan
memandang peserta diidk dari berbagai latar belakang yaitu social, budaya,
ekonomi, dan politik. Oleh karena implementasinya diharapkan untuk dapat
menciptakan karakter anak dan untuk dapat mencegah penurunan moral dan karakter
anak bangsa. Seorang guru juga harus memiliki kompetensi social kultural yang
dimana guru harus meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku
yang dapat diukur, dan dikembangkan terkait dnegan pengalaman berinteraksi
dengan masyarakat majemuk baik dalam hal agama, suku, budaya, perilaku, wawsan
kebangsaan, etik, dan nilai moral, emosi serta prinsip.
Pandangan saya terhadap teori sosiokultural ini adalah sangat
membantu saya dalam melakukan proses pembelajaran, dengan saya mempelajari
materi tentang sosiokultural saya lebih paham bagaimana memahami perbedaan dari
setiap karakter peserta didik saya. Penerapan ilmu tentang topik bahasan ini
saya akan melakukan pengembangan kepada semua warga sekolah terutama teman
sejawat dan murid-murid agar bersama-sama bergerak kearah yang lebih baik lagi.
Saya ingin mempelajari lebih lanjut Bagaimana caranya
memahami peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran dengan terpampang
nyata perbedaan minat belajar mereka. Apakah harus dikelompokkan belajarnya
sesuai dengan minat dan bakatnya atau di gabungkan dengan cara membuat model
pembelajaran mix/dikombinasikan?
6.
Koneksi
antar materi : Apa yang Anda pelajari dari koneksi antar materi baik di dalam
mata kuliah yang sama maupun dengan mata kuliah lain?
Ilmu yang digunakan untuk mempelajari social dan budaya masyarakat
di lingkungan tertentu yang mengatur perilaku setiap individu. Peserta didik
memiliki latar belakang dan kehidupan yang berbeda sehingga guru harus memahami
peserta didik dengan baik agar tercipta pembelajaran yang efektif. Guru tidak
menuntut peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran dengan perlakuan
sama karena peserta didik memiliki karakter yang berebda. Guur diharapkan bisa
jadi pemimpin yang baik, adil sekaligus mediator bagi peserta didik. Guru menyesuaikan
pembelajaran dengan kemampuan peserta didik dan tidak menyamakan aspek
pendidikan di kota, desa daerah 3T.
7.
Aksi nyata : Apa manfaat pembelajaran ini untuk kesiapan Anda sebagai guru? Bagaimana
Anda menilai kesiapan Anda saat ini, dalam skala 1-10? Apa alasannya? Apa yang
perlu Anda persiapkan lebih lanjut untuk bisa menerapkannya dengan optimal?
Pandangan
saya terhadap teori sosiokultural ini adalah sangat membantu saya dalam
melakukan proses pembelajaran, dengan saya mempelajari materi tentang
sosiokultural saya lebih paham bagaimana memahami perbedaan dari setiap
karakter peserta didik saya. Penerapan ilmu tentang topik bahasan ini saya akan
melakukan pengembangan kepada semua warga sekolah terutama teman sejawat dan
murid-murid agar bersama-sama bergerak kearah yang lebih baik lagi. Saat
ini saya menilai kesiapan saya dalam skala 7 dari 10. Adapun hal-hal yang saya
lakukan yaitu : Mensosialisasikan materi-materi pembelajaran yang saya dapat di
program pendidikan profesi guru, saya berusaha berbagi praktik baik program
pendidikan profesi guru melalui tulisan - tulisan ataupun video-video di sosial
media saya. Tantangan yang saya bayangkan adalah perilaku siswa yang
Beragam,saya sebagai guru, mungkin kesulitan memahami setiap karakteristik
siswa,karena ada banyak siswa yang saya temui di sekolah.Jadi usaha saya
mengatasi itu semua agar pembelajaran tetap berjalan efektif adalah bahwa siswa
ingin diperhatikan saat KBM, siswa akan senang diberikan pujian dan
diperhatikan oleh guru, maka yang saya coba selalu lakukan sebagai guru ialah
sering memberikan pujian dan mengabaikan perkembangan kepribadian siswa saat
mereka berbuat baik, tidak membuat masalah, dan meraih pencapaian. Sebagai
guru, saya juga harus melihat siswa yang kurang baik dikelas, seperti yang suka
tidur di kelas, ribut, ataupun tidak memperhatikan penjelasan guru. Saya
mencoba membantu supaya mereka bisa menjalankan pembelajaran dengan baik di
dalam kelas.