Senin, 29 Januari 2024

PERSPEKTIF SOSIO-KULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONESIA

                          

 Photo by blog.kejarcita.id


Mata kuliah Perspektif Sosiokultural Dalam Pendidikan telah memberikan wawasan yang sangat berharga mengenai pentingnya memahami peran yang dimainkan oleh konteks sosial, budaya, dan interaksi dalam seluruh proses belajar mengajar. Masalah budaya dan pembelajaran tidak dapat dipisahkan selama berabad-abad karena alasan sederhana bahwa salah satu tujuan utama pembelajaran adalah transmisi budaya dari generasi ke generasi. Namun demikian, sebagian besar pendidik tidak menyadari unsur budaya ini sampai dihadapkan dengan realitas kelas multikultural. Dalam lingkungan monokultur budaya sebagian besar tetap tidak terlihat, dan pendidik mulai memperhatikannya hanya ketika dua atau lebih pola budaya secara empiris hadir di kelas yang sama, pada waktu yang sama. Seseorang dapat mengatakan bahwa Vygotsky memiliki keuntungan tertentu dalam hal ini karena ia bekerja dalam periode pergolakan sosial yang besar yang menempatkan kelompok sosial dan etnis yang berbeda ke dalam fokus pendidikan yang sama. Masalah keaksaraan, serta keragaman etnis dan budaya, jauh lebih jelas bagi Vygotsky.

Jawaban tentatif Vygotsky untuk tantangan ini terletak pada reorientasi radikal teori belajar dari perspektif individualistis ke sosiokultural. Konsep kunci dalam orientasi baru ini adalah alat psikologis. Alat psikologis adalah artefak simbolik – tanda, simbol, teks, formula, organisator grafis – yang ketika diinternalisasi membantu individu menguasai fungsi psikologis alami mereka sendiri dari persepsi, memori, perhatian, dan sebagainya (lihat Kozulin, 1998). Setiap budaya memiliki seperangkat alat dan situasi psikologisnya sendiri di mana alat-alat ini disesuaikan.

Dengan demikian, situasi kelas multikultural dapat dioperasionalkan sebagai suatu sistem yang berbeda dari alat-alat psikologis, dan integrasi pendidikan sebagai masalah perolehan oleh siswa dan kadang-kadang juga oleh guru dari sistem alat-alat psikologis yang baru. Literasi dalam perspektif ini tidak lagi menjadi entitas homogen yang terkait dengan kemampuan siswa untuk memecahkan kode dan memahami teks tertulis standar dan muncul sebagai fenomena yang beragam dan heterogen. Hari ini seseorang dapat berbicara tentang literasi terdistribusi, di mana sejumlah peserta berkontribusi pada aspek yang berbeda dari satu tindakan literasi, atau tentang literasi ilmiah, di mana pemahaman melampaui makna kata-kata sehari-hari. Pembentukan keaksaraan yang berbeda terkait erat dengan apropriasi alat psikologis yang berbeda.

 faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik berpengaruh dalam pendidikan dan pembelajaran di Indonesia. Pendidikan bukan alat politik tetapi politik adalah pendidikan dan sebaliknya pendidikan yangt idak dapat memilih bukan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan negara. (memilih dalam hal ini adalah kebijakan-kebijakan yang sesuai atau bermanfaat bagi individu warga negara). Di sisil lain supremasi hukum dapat tercapai lewat pendidikan, pendidikan politik. Tujuan negara Indonesia  yaitu mewujudkan masyarakat dengan sistem politik yang berkedaulatan rakyat. Masyarakat ndonesia yang bhineka yaitu terbentuknya masyarakat yang terdidik yang telah memiliki suatup andangan yang luas (sebagian besar dikota) yang dibentuk oleh pendidikan dan kesempatan. Pendidikan terletak dalam tatanan politik.

Faktor sosial, budaya, ekonomi dan politik sangat berpengaruh dalam Pendidikan dan pembelajaran di indonesia dimana kondisi sosial yang mendukung tumbuh kembangnya peserta didik akan menunjang kemampuan peserta didik untuk menjadi individu yang baik serta menjadi anggota masyarakat yang peduli dengan sesama, faktor budaya yang menjadi nilai-nilai dalam pembentukan karakter pesertadidik, faktor ekonomi yang mencukupi bagi peserta didik dalam memilih sekolah favorit yang lengkap secara saranan dan prasarana dengan kualitas guru-guru yang akan dipilih peserta didik untuk menempuh Pendidikan disekolah favorit tersebut dan faktor politik khususnya dalam hal pemerataan Pendidikan dipelosok-pelosok negeri tidak seperti Pendidikan dan kualitas pembelajaran sekolah pada perkotaan.

1.           Mulai dari diri : Apa yang anda pikirkan tentang topik ini sebelum memulai proses pembelajaran

Sebelum memulai perjalanan pembelajaran hal utama yang saya pikirkan adalah bagaiman saya menerapkan ilmu yang sudah saya dapatkan di kampus ketika saya mengajar nanti. Karena teori yang sudah dipelajari tidak semudah yang dibayangkan ketika sudah turun ke lapangan. Hal ini berdasarkan pengalaman saya ketika mencoba mempraktekan pembelajaran dengan mngikuti alur sesuai dengan teori yang sudah saya pelajari, namun pada kenyataanya ketika sudah turun ke lapangan saya merasa kesulitan dalam menerapkan ilmu yang sudah saya dapatkan.

Pada topik ini Perspektif Sosiokultural Dalam Pendidikan telah memberikan wawasan yang sangat berharga mengenai pentingnya memahami peran yang dimainkan oleh konteks sosial, budaya, dan interaksi dalam seluruh proses belajar mengajar. Faktor sosial, budaya, ekonomi dan politik sangat berpengaruh dalam Pendidikan dan pembelajaran di indonesia dimana kondisi sosial yang mendukung tumbuh kembangnya peserta didik akan menunjang kemampuan peserta didik untuk menjadi individu yang baik serta menjadi anggota masyarakat yang peduli dengan sesama, faktor budaya yang menjadi nilai-nilai dalam pembentukan karakter pesertadidik, faktor ekonomi yang mencukupi bagi peserta didik dalam memilih sekolah favorit yang lengkap secara saranan dan prasarana dengan kualitas guru-guru yang akan dipilih peserta didik untuk menempuh Pendidikan disekolah favorit tersebut dan faktor politik khususnya dalam hal pemerataan Pendidikan dipelosok-pelosok negeri tidak seperti Pendidikan dan kualitas pembelajaran sekolah pada perkotaan.

Saya menyadari bahwa setiap anak memiliki perbedaan karakteristik yang beragam mulai dari perbedaan sosial budaya, ekonomi, dan politik. Hal ini menjadi sebuah tantangan bagi saya untuk melakukan pembelajaran yang disesuaikan dengan latar belakang peserta didik supaya tercapainya tujuan pembelajaran.

2. Eksplorasi Konsep : Apa yang anda pelajari dari konsep yang anda pelajari dalam topik ini

Masalah budaya dan pembelajaran tidak dapat dipisahkan selama berabad-abad karena alasan sederhana bahwa salah satu tujuan utama pembelajaran adalah transmisi budaya dari generasi ke generasi. etelah  mempelajari  konsep  multikulturalisme,  mediasi  dan  potensi  belajar dalam Pendidikan.

Multikulturalisme merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menjelaskan keadaan suatu bangsa yang mana memiliki keberagaman kebudayaan yang berbeda0beda. Semboyam Negara Indonesia yaitu “Bhineka Tunggal Ika”. Tentunya semua orang sepakat bahwa Negara Indonesia terbentuk dari perbedaan latar belakang yang dapat dilihat dari profil pendiri-pendiri Negara ini yang berasal dari latar belakang yang berbeda-beda. Sehingga dalam dunia pendidikan di Indonesia juga diperlukan adanya metode pembelajaran berdiferensiasi untuk menselaraskan heterogenitas para peserta didik di sekolah yang nantinya disesuaikan dengan kebutuhan belajar peserta didik di sekolah nantinya disesuaikan dnegan kebutuhan belajar peserta didik dan profil pelajar pancasila.

 

3. Ruang kolaborasi : Apa yang anda pelajari lebih lanjut bersama dengan rekan-rekan anda dalam ruang kolaborasi

Sosio-kultural sangat berkaitan dengan pendidikan seseorang, Iya dikarenakan dengan mempelajari faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik sangat penting dan sangat mempengaruhi pembelajaran, sebagai seorang pendidik jika kita paham betul terkait dengan latar belakang peserta didik, kita akan dimudahkan dalam hal merencanakan pembelajaran yang baik dan juga sesuai dengan keadaan peserta

didik, kebutuhan peserta didik, maupun karakteristik peserta didik, seperti yang kita ketahui bahwasanya Indonesia terdiri dari beberapa pulau yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, kondisi lingkungan yang berbeda, karena dengan kondisi lingkungan yang

berbeda akan mempengaruhi karakteristik peserta didik, jadi kita sebagai seorang pendidik harus mempersiapkan dan mampu melihat dari berbagai sudut pandang agar dapat menyesuaikan dengan keadaan, kondisi saat ini dan juga mampu menyiapkan ataupun menerapkan pembelajaran yang efektif menyesuaikan dengan kondisi lingkungan peserta didik dan karakteristik peserta didik

 

4. Demonstrasi Kontekstual : Apa hal penting yang anda pelajari dari proses demonstrasi kontekstual yang anda jalani bersama kelompok (bisa tentang materi, rekan, dan diri sendiri

Dalam mendemonstrasikan ruang kolaborasi, saya dan rekan-rekan berbagi tugas dalam proses pembuatan tugas tersebut. Dimana kami membagi materi, masing-masing anggota mendapatkan tugas masing-masing setelah itu jawaban yang sudah didapatkan bersama dikolaborasihkan.

 

5. Elaborasi pemahaman : Sejauh ini, apa yang sudah anda pahami tentang topik ini? Apa hal baru yang anda pahami atau yang berubah dari pemahaman di awal sebelum pembelajaran dimulai? Apa yang ingin anda pelajari lebih lanjut

Setelah mmepelajari topik dapat saya pahami bahwa Masalah budaya dan pembelajaran tidak dapat dipisahkan selama berabad-abad karena alasan sederhana bahwa salah satu tujuan utama pembelajaran adalah transmisi budaya dari generasi ke generasi. Namun demikian, sebagian besar pendidik tidak menyadari unsur budaya ini sampai dihadapkan dengan realitas kelas multikultural. Dalam lingkungan monokultur budaya sebagian besar tetap tidak terlihat, dan pendidik mulai memperhatikannya hanya ketika dua atau lebih pola budaya secara empiris hadir di kelas yang sama, pada waktu yang sama.

Teori  belajar  sosiokultur  memiliki  peran  yang  penting  dalam  perjalanan pendidikan  dan  kebudayaan. Pendidikan  dan  kebudayaan memiliki  keterkaitan  yang sangat erat, di mana pendidikan dan kebudayaan berbicara terhadap nilai-nilai. Kunci utama  untuk  memahami  proses  sosial  psikologis  adalah  tanda-tanda  atau  lambang-lambang yang berfungsi sebagai mediator. Tanda tanda atau lambang lambang tersebut sebenarnya merupakan produk dari lingkungan sosiokultural di mana seseorang berada. Guru sebagai fasilitator dan mediator  yang mana memb  antu  siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran dan memecahkan suatu permasalahan. 

 

 

6. Koneksi antar materi : Apa yang anda pelajari dari koneksi antar materi baik di dalam mata kuliah yang sama maupun dengan mata kuliah ini

Persepektif sosio-kultural membantu kita memahami bagaimana nilai-nilai budaya dan identitas nasional memengaruhi cara kita mengatur system pendidikan kita. Pembelajaran tentang pengaruh konteks social dan budaya dalam perpektif sosio-kultural terkait erat dengan pemahaman perkembangan peserta didik. Konteks social sangat mempengaruhi bagaimana peserta didik tumbuh dan berkembang

Perspektif sosio-kultural mengajarkan kita bahwa evaluasi prestasi peserta diidk harus mempertimbangkan pengaruh konteks social budaya ini berarti bahwa cara kita mengajar dan mengajar kemajuan peserta diidk harus sensitive terhadap keragaman.

Dalam PPL kita mengaplikasikan apa yang kita pelajari dalam mata kuliah lain ke dalam pengalaman nyata di lingkungan sekolah. Dengan pemahaman tentang perspektif sosio-kultural kita dapat merancang pengalaman pembelajaran yang mempertimbangkan budaya social peserta didik.

 

7. Aksi nyata : apa manfaat pembelajaran ini untuk kesiapan anda sebagai guru? Bagaimana anda menilai kesiapan anda saat ini, dalam skala 1-10? Apa alasannya? Apa yang perlu anda persiapkan lebih lanjut untuk bisa menerapkannya dnegan optimal

Pembelajaran sosio-kultural sangat penting dipelajari terutaman bagi seorang pendidik, karena didalam nya kita sebagai seorang guru akan memahami betapa pentingnya sosiokultural dalam pendidikan di Indonesia. Perspektif sosio-kultural mengajarkan kita bahwa evaluasi prestasi peserta diidk harus mempertimbangkan pengaruh konteks social budaya ini berarti bahwa cara kita mengajar dan mengajar kemajuan peserta diidk harus sensitive terhadap keragaman. Saat ini saya menilaia kesiapan saya dalam skala 5 dari 10, karena pada saat ini saya menyadari bahwa saya masih dalam proses mendalami bagaiman persepktif sosio-kultural diterapkan dalam pendidikan di Indonesia, mengingat di Indonesia memiliki keberagaman yang banyak. Yang perlu saya persiapkan lebih lanjut adalah saya perlu mempelajari lebih banyak lagi dari berbagai sumber tentang bagaimana penerapan soiokultural dalam pendidikan di Indonesia.

Topik 5 Aksi Nyata Perspektif Sosio-Kultural Dalam Pendidikan Indonesia

Mulai Dari Diri : Sebelum memulai pembelajaran pada topik ini yang saya pikirkan tentang pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelaja...